A. Pendahuluan
Sebagian
besar mata kuliah dalam ilmu filsafat mensyaratkan mahasiswa untuk menulis
paper. Karena itu
mengetahui seperti apa paper akademik dalam ilmu filsafat adalah sangat
penting. Kebanyakan paper filsafat adalah paper kepustakaan. Ini berarti bahwa
paper yang ditulis mahasiswa harus mengikuti tata cara pengutipan yang benar
dan memiliki daftar pustaka yang tersusun dengan baik. Jika sebuah paper,
teknik pengutipan dan susunan daftar pustaka tidak mengikuti aturan atau format
yang ditentukan maka hasilnya akan bisa mengurangi nilai dari paper itu.
Jangan
pernah ragu-ragu untuk menghubungi dosen atau pembimbing akademik jika anda
merasa tidak mengetahui paper atau tugas-tugas penulisan akademik yang lain
yang diminta dari anda oleh seorang dosen.
B. Memilih Topik untuk Paper
Dalam
sebagian kasus, dosen akan memberikan daftar topik yang dapat dipilih untuk
ditulis oleh mahasiswa. Dalam kasus yang lain, mahasiswa mungkin diijinkan
memilih topik sesuai dengan pilihannya dalam ruang lingkup sebuah mata kuliah. Dalam
semua kasus itu, topik yang ditulis oleh mahasiswa harus dielaborasi dan
dibatasi secara jelas. Topik tidak boleh terlalu luas, dan juga tidak boleh
terlalu sempit. Pelajari kembali bagaimana cara memilih dan menentukan topik
seperti yang sudah didiskusikan dalam bab sebelumnya. Cara terbaik untuk
mendapatkan sebuah topik adalah dengan pergi ke perpustakaan dan mempelajari
sebuah buku yang berhubungan dengan tema yang akan ditulis (misanya tentang
’Keadaan Alamiah’) dan kemudian lihat apakah anda dapat menemukan topik dengan
cara membatasinya, misalnya, berdasarkan pikiran tokoh dengan membandingkan
keadaan alamiah (state of nature) menurut
Thomas Hobbes dan John Locke. Cara lain untuk menemukan topik adalah dengan
mengamati literatur dari sebuah mata kuliah atau bibliografi dari salah satu
buku atau artikel yang dipergunakan dalam sebuah mata kuliah.
Dosen mungkin meminta mahasiswa
mengumpulkan usulan berbentuk outline
yang berisi rencana paper yang akan ditulis dan pertanyaan yang akan dijawab
dalam paper. Cobalah untuk memastikan bahwa usulan tersebut sudah cukup
spesifik. Membuat outline sebelum menulis paper yang sesungguhnya jelas
merupakan sebuah langkah yang baik. Semakin baik dan semakin elaboratif usulan
berupa outline paper itu, maka semakin
mudah pula proses dalam menulis paper tersebut.
C. Rumusan Masalah atau
Pertanyaan Riset
Jika anda sudah memilih sebuah
topik, maka anda harus merumuskan pertanyaan riset yang akan didiskusikan dan
dijawab dalam paper (betapapun sempitnya ruang lingkup dari topik yang anda
pilih). Jika anda, misalnya, memutuskan untuk menulis sebuah paper tentang ’perbandingan
state of nature dalam filsafat politik
Thomas Hobbes dan John Locke’, anda barangkali dapat merumuskan pertanyaan
sebagai berikut: ”apakah John Locke sungguh-sungguh memiliki penalaran yang
berbeda dengan Thomas Hobbes dalam hal pergerakan manusia dari state of nature ke masyarakat sipil?” Cara
yang lain, anda dapat merumuskan sebuah hipotesis, misalnya, ”meskipun John
Locke sungguh-sungguh mencoba membedakan dirinya dengan pengertian Hobbes
tentang ’manusia yang mementingkan diri sendiri’ dalam sebuah keadaan perang
yang abadi, percobaan ini gagal dilakukan dan bahkan dapat dikatakan secara
implisit (bukan eksplisit) Locke mengembangkan penalaran yang dipergunakan
Hobbes dalam membela pergerakan manusia dari state of nature ke masyarakat sipil” (lihat, contoh paper
mahasiswa, Michael P. Greeson, dikutip dalam Graybosch et al., 1998, 283).
Jadi sebuah paper harus memiliki
dengan jelas masalah atau pertanyaan yang ingin dijawab, apa argumennya, dan
kesimpulan atau jawaban apa yang diberikan pada pembaca.
D. Paper seperti Apa yang Diharapkan?
Tulisan
akademik kefilsafatan pada umumnya akan meminta anda menulis paper argumentatif.
Bentuk paper argumentatif dibedakan dari paper paparan (expository). Paper ekspositori adalah paper yang
menyajikan atau menjelaskan argumen atau sekelompok gagasan tanpa evaluasi
kritis. Paper argumentatif harus memiliki argumen, yaitu premis atau alasan
yang disajikan guna mendukung atau memberi dasar dalam mempercayai sebuah kesimpulan.
Mahasiswa dapat menyebutkan satu atau lebih argumen dalam papernya. Argumen
dalam sebuah paper adalah klaim yang dianggap benar, dan karena itu, harus ada
sejumlah alasan yang baik untuk mempercayai kebenarannya.
E. Pernyataan Tesis
Pernyataan
tesis (thesis statement) dikembangkan dari satu atau lebih gagasan pokok
(controlling idea). Tesis adalah bentuk spefisik dari gagasan pokok, yaitu klaim utama atau klaim
keseluruhan untuk menyatakan kepercayaan yang ingin dipertahankan.
Ketika
mahasiswa membaca teks atau bahan bacaan, mahasiswa akan selalu menemukan satu
atau beberapa gagasan pokok dari teks atau bahan bacaan (misalnya, artikel jurnal,
atau buku-buku teks) itu. Memang, dari sumber-sumber seperti ini gagasan pokok
biasanya ditemui dan juga mengambil bentuk berupa tesis yang mencerminkan
interpretasi si pengarang sendiri tentang informasi faktual.
Tesis
adalah gagasan pokok yang membatasi atau memprediksi jenis-jenis informasi yang
kemungkinan dapat dikembangkan lebih jauh. Tetapi, berbeda dengan gagasan
pokok, tesis menambahkan elemen lain: sebuah interpretasi atau penilaian
berkenaan dengan informasi yang didiskusikan, sebuah penilaian yang
mungkin tidak akan selalu disetujui semua orang. Jadi, disamping membatasi dan
memprediksi informasi yang mungkin akan berkembang, membuat kalimat tesis
berarti membuat pernyataan tentang topik atau pokok gagasan yang akan anda
dukung (sebagai penulis) dengan memberikan bukti-bukti ‘kebenaran’ dari
pernyataan. Informasi dalam pengertian akademik mungkin mengambil
berbagai bentuk:
1.
Pernyataan
enumeratif, misalnya,
·
terdapat tiga bentuk dasar dari motivasi manusia
·
kecelakaan lalu lintas terjadi karena beberapa sebab
·
ada banyak jenis rintangan yang menghambat komunikasi
diantara orang
2.
Informasi deskriptif atau statistik, misalnya,
·
terjadi ribuan kecelakaan lalu lintas di Indonesia setiap
bulan
·
banyak mahasiswa luar daerah belajar di UGM dewasa ini daripada
tigapuluh tahun yang lalu.
3.
Fakta-fakta sejarah, misalnya,
·
Graham Bell bertanggungjawab untuk penemuan telepon
·
John Rawls dianggap adalah filsuf politik abad 20 dari
Amerika Serikat.
Semua
informasi di atas tidak satupun yang memenuhi syarat sebagai pernyataan tesis (thesis
statement) yang dapat diterima, meskipun informasi itu merupakan gagasan
pokok dari sebuah teks atau bahan bacaan. Pantas dicatat bahwa sebuah tesis
mengidentifikasi hubungan-hubungan pemikiran yang penting, mengatakan sebab-sebab
dan akibat-akibatnya, atau menyarankan perbedaan dan persamaan yang penting.
Contoh informasi di atas tidak memberikan evaluasi apapun, tidak memberikan
sesuatu argumen.
Tesis
yang berhubungan dengan topik tentang ”hambatan dalam komunikasi yang baik”,
yang berbeda dari sekadar gagasan pokok untuk topik yang sama, akan lebih dari
sekadar menyajikan hal-hal yang jelas dengan sendirinya atau informasi yang
umum diketahui berkenaan dengan topik ini. Tesis membuat penilaian tentang sejumlah
aspek tertentu—sebuah penilaian yang tidak dengan sendirinya jelas dan yang
karena itu harus dibuktikan kepada pembaca. Sebuah contoh (yang diambil dari
ilmu psikologi) perbandingan ’gagasan pokok’ dan ’tesisnya’ adalah sebagai
berikut:
[gagasan
pokok]: Ada tiga jenis hambatan yang menghalangi komunikasi yang baik: fisik,
manusia dan semantik
[tesis]:
Dari ketiga jenis hambatan untuk komunikasi—fisik, manusia, dan semantik—yang
paling sulit disembuhkan barangkali adalah rintangan keterbatasan
manusia.
Berbeda dengan kalimat tesis dalam paper ekspositori, tesis dalam paper
argumentatif harus menyatakan secara jelas posisi yang [akan] anda dukung dalam
perdebatan tentang isu tertentu. Jadi, dalam topik paper tentang etika
aristoteles misalnya, contoh berikut inilah yang diharapkan dari kalimat tesis:
‘saya akan berargumen bahwa teori moral Aristoteles gagal karena tidak
memberikan penilaian yang memadai tentang tindakan moral tertentu’.
Contoh kalimat tesis yang lain, misalnya, ‘hipotesis kaum fisikawan tidak
memadai sebagai penjelasan tentang kesadaran’ barangkali tepat untuk paper dalam
topik psikologi kesadaran.
Jika
paper mahasiswa hanya merupakan paper ekspositori, maka mahasiswa hanya
menyatakan tujuan ekspositori dari papernya itu, misalnya, ‘Aristoles mendukung
teori kebaikan dalam moralitas’. Ini merupakan contoh kalimat tesis dari paper
ekspositori yang mungkin dibuat mahasiswa ketika diminta menyajikan atau
menjelaskan teori etika Aristoteles (sebagai topik paper).
F. Format Paper Akademik
·
Paper akademik harus diketik,
tulisan tangan tidak diperkenankan
·
Gunakan jenis huruf, dan tata
letak (layout) yang jelas, konsisten,
dan mudah dibaca; kebanyakan mahasiswa menggunakan Times New Roman, Arial, Tahoma, atau Garamond 11 pt.
·
Gunakan 1,5 spasi. Gunakan
spasi rangkap untuk:
§ Kutipan
yang lebih dari tiga baris. Kedua margin harus lebih luas untuk kutipan lebih
dari tiga baris.
§ Catatan
kaki (footnotes) dan cacatan akhir (endnotes).
·
Cantumkan nomer halaman
·
Lihat dan teliti ulang paper
anda agar tidak mengandung kesalahan
ejaan, tata bahasa, dan tanda baca sebelum dikumpulkan. Terlalu
banyak kesalahan tata bahasa dan ejaan akan memberi kesan paper anda tidak
serius dan jelas dapat mengurangi nilai paper itu.
·
Pastikan bahwa anda menggunakan
bagian atau paragraf yang berbeda untuk memperbaiki struktur paper anda.
Pastikan juga bahwa tata-letak berkenaan dengan heading paragraf dan
bagian-bagian dalam paper sudah konsisten.
·
Paper harus memiliki halaman judul (menyebutkan judul, nama
pengarang dan nomer mahasiswa, mata kuliah dan nama dosen serta tanggal
dikumpulkan).
·
Tulislah paper dengan tujuan untuk
dibaca oleh orang lain. Ketika menulis paper anda harus mengingat bahwa tulisan
anda akan diperhatikan oleh orang lain dan bahwa anda bertanggungjawab dengan
pengalaman orang lain dalam membaca paper yang anda tulis. Cobalah untuk
menulis pikiran anda sejelas mungkin dan hindari kesalahan gaya penulisan, tata
bahasa dan ejaan. Hindari menggunakan kalimat yang lebih panjang dari tiga
baris.
G. Struktur Paper Akademik
·
judul paper
·
daftar isi (tidak harus ada
untuk paper yang pendek, tetapi mungkin harus ada untuk paper yang panjang)
·
pengantar (tidak harus ada)
·
pendahuluan
·
konstruksi argumen (bab atau
bagian yang sesungguhnya)
·
kesimpulan
·
footnotes/endnotes
(anda juga bisa menggunakannya dalam teks)
·
peta dan gambar (tidak harus)
·
tabel dan grafik (tidak harus)
·
apendik (tidak harus)
·
bibliografi
G.1. Pendahuluan
Tunjukkan
topik yang dipilih dengan mengatakan ’konteks’ yang memperkenalkan kepada
pembaca pokok masalah dan lingkup isi pembicaraan, sehingga menggambarkan fokus
lebih jauh dari pokok masalah atau lingkup isi yang akan membantu pembaca menyesuaikan
diri dengan arah pembicaraan.
Kemukakan secara ringkas masalah (hipotesis) yang akan
didiskuskan dalam paper (lihat uraian di atas tentang rumusan masalah dan
pertanyaan riset). Dengan kata lain, jelaskan tesis yang akan anda pertahankan
dan uraikan secara ringkas argumen yang akan mendukung tesis, diskusikan posisi
yang disajikan atau masalah-masalah yang akan didiskusikan dalam paper.
Uraikan rencana (organisasi) tulisan. Jadi, dalam
pendahuluan, anda juga memberikan outline
tentang rencana yang akan anda tulis dalam paper.
G.2. Konstruksi Argumen.
Jika pokok masalah dan
gagasan pokok atau tesis dalam pendahuluan sudah diungkapkan, maka mahasiswa
kemudian harus mengarahkan paper akademiknya untuk mencapai tujuan dengan
memberikan informasi yang mendukung gagasan pokok atau membuktikan tesis.
Biasanya mahasiswa akan mengkombinasikan informasi yang bersifat mendukung dari
dua atau lebih bahan bacaan sehingga pembaca dapat mengikuti argumen yang dijelaskan.
Informasi yang dipilih sebagai dukungan atau bukti hendaknya memenuhi tiga
kriteria:
·
Informasi hendaknya relevan dengan pokok masalah (point) yang dibuat. Anda harus
mengabaikan banyak informasi dari bahan bacaan yang tidak berhubungan langsung
dengan tujuan paper anda. Jika ada fakta sebagai pendukung argumen yang ingin
anda sebutkan tetapi terlalu menyimpang dari masalah yang sedang anda
diskusikan dalam teks utama, maka anda dapat memasukkannya dalam catatan kaki (footnotes) atau catatan akhir (endnotes).
·
Informasi yang anda pilih hendaknya meyakinkan (convincing)
dimata pembaca. Cara terbaik untuk meyakinkan pembaca bahwa tesis anda benar
adalah dengan menggunakan bahan bukti penelitian yang menunjukkan validitas
tesis anda. Cara yang lain adalah dengan mengutip pendapat ahli dalam
bidangnya.
·
Bukti-bukti atau dukungan yang anda berikan hendaknya bersifat
khusus (specific). Hasil penelitian yang anda pilih sebagai bahan bukti
dan terutama contoh-contoh yang anda pergunakan untuk mengilustrasikan pokok
masalah harus berbicara langsung dengan pokok masalah yang anda buat.
Mahasiswa
harus selalu mencoba untuk mengembangkan argumen secara sistematis. Rumusan masalah,
tinjauan pustaka, hasil-hasil teori dan/atau empirik harus dapat dipahami dan
berhubungan satu sama lain. Sebuah paper harus mengandung garis argumen yang
jelas dan lurus dengan ’langkah pemikiran’ yang dinyatakan secara eksplisit dan
dengan transisi yang logis dan jelas dari satu paragraf atau bagian/bab ke
paragraf atau bagian/bab yang lain.
Jadi,
secara ringkas, tergantung pada bentuk paper yang ditulis, mahasiswa dapat
menjelaskan sejumlah argumen berkenaan dengan topik yang dinyatakan dalam bagian
pendahuluan, dukunglah semua sumber informasi dengan kutipan (langsung atau
tidak langsung), atau dengan teknik parafrase. Uraikan setiap tahap argumen
sejelas mungkin sebelum akhirnya anda menguraikan masalah-masalah dengan
argumen yang telah anda tetapkan. Jelaskan dan dukung pernyataan anda dengan bahan-bahan
rujukan.
G.3. Kesimpulan
Tujuan
dari kesimpulan yang baik adalah membantu pembaca memiliki perasaan nyaman
bahwa paper sempurna. Ini berarti bahwa tidak ada kemungkinan bahwa pembaca
akan melupakan pendapat yang anda berikan. Kesimpulan tidak boleh menyajikan
fakta atau argumen baru. Namun terkadang kesimpulan yang dibuat mahasiswa tidak
menambahkan sesuatu terutama jika hanya berisi rangkuman pengulangan dari apa
yang telah dikatakan. Memang, ada berbagai bentuk kesimpulan sesuai dengan
banyaknya jumlah penulis, tetapi sejumlah metode dapat diberikan:
·
nyatakan kembali atau buat rangkuman tesis yang anda
buat.
·
jelaskan implikasi-implikasi lebih jauh, misalnya,
kemungkinan aplikasi teori, prediksi untuk masa depan, kesementaraan atau
keterbatasan dari kesimpulan atau gagasan pokok anda, rujukan pada penelitian
yang sedang berlangsung berkenaan dengan sesuatu topik
Pembaca
yang mengetahui masalahnya (yaitu, sesama mahasiswa yang mengambil mata kuliah
yang sama) harus dapat memahami topik, garis argumen, dan fokus paper yang anda
tulis hanya dengan membaca pendahuluan dan kesimpulan. Sangat disarankan bahwa
mahasiswa membaca kembali dan menuliskan ulang sekali lagi pendahuluan yang
ditulisnya setelah menyelesaikan draf paper untuk mengecek apakah mahasiswa
sudah menyelesaikan apa yang direncakan dalam penulisan paper.
Bagaimanapun,
yang harus dilakukan dalam kesimpulan adalah bahwa anda dengan pasti menyimpulkannya,
jangan sekali-kali menyatakan implikasi sedemikian rupa sehingga justru
bertentangan dengan tesis anda atau justru membuka munculnya wilayah baru dari
pokok masalahnya sebab ini akan membingungkan pembaca. Dengan kata lain, kesimpulan harus
tidak membawa masalah baru, kritik baru atau komentar yang berbeda yang
seharusnya dibahas dalam tubuh tulisan. Jadi kesimpulan sebaiknya memang menegaskan
pencapaian utama dari paper.
H. Plagiarisme, Format Kutipan Dan Sistem
Referensi
Sedikit
penjelasan tentang plagiarisme: plagiarisme atau plagiat adalah menggunakan
karya, kata-kata atau gagasan orang lain tanpa memberikan penghargaan terhadap
orang lain itu. Plagiarisme adalah masalah serius dalam dunia akademik, maka
pastikan bahwa anda memberikan penghargaan yang selayaknya terhadap sumber atau
bahan rujukan yang anda pergunakan.
Mahasiswa
boleh menggunakan kutipan langsung (direct quotation) atau kutipan tidak
langsung (indirect quotation) dan perhatikan tata caranya: jika kutipan
langsung lebih dari tiga baris buatlah alenia tersendiri dan dengan spasi
rangkap; jika kutipan langsung kurang dari tiga baris atau jika mahasiswa menggunakan
kutipan tidak langsung (paraphrase) mahasiswa
boleh menyisipkan dalam tubuh alenia. Tetapi untuk semua itu mahasiswa harus
menyebut sumbernya (nama, dan tahun, dan juga halaman jika ada).
Format
kutipan pada umunya bebas, jadi mahasiswa boleh menggunakan sistem kutipan yang
disukainya asalkan dipergunakan secara konsisten dan benar. Sebagian mahasiswa
mungkin menggunakan footnote atau endnote untuk kutipan (sistem Chichago) tetapi boleh juga menggunakan
sistem Harvard. Hal yang sama juga
berlaku untuk aturan referensi (bibliografi); mahasiswa boleh menggunakan
sistem referensi yang disukainya sejauh rincian bibliografi (nama pengarang,
judul, penerbit dan kota terbitan serta tahun) dicantumkan. Berkenaan dengan sumber
internet, sebutkan judul, nama file dan sumbernya, misalnya: Peter
Davosin-Galle, “Realistic Truth Relativism: Frameworks of Believe dan
Conceptual Schemes“, [http://www.phil.indiana.edu/ejap] [date last update:
January 20, 2003], [data last access: August 20, 2004]. Uraian lebih lengkap tentang bagaimana
penggunaan sumber internet lihat diskusi tentang Dokumentasi dan Cara Mengutip dalam
buku ini.
I. Kriteria Penilaian untuk Paper
Yang
pokok dalam paper bukanlah apa pendapat yang dipertahankan mahasiswa, dan apa
bentuk pandangan mahasiswa, tetapi bagaimana mahasiswa menjelaskan dan
mempertahankan pandangannya; bagaimana mahasiswa melihat dan mempertimbangkan
pandangan yang berbeda; sejauhmana mahasiswa memberikan penilaian terhadap
keunggulan dan kelemahan alasan, dan bagaimana memberikan dukungan
terhadap klaim yang dibuat. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika ternyata mahasiswa
tidak sampai pada pandangan yang ‘benar’; yang penting adalah bagaimana cara anda
sampai pada pandangan tersebut.
Lakukan
pemeriksaan ulang terhadap kalimat atau kata sebelum paper dikumpulkan. Banyak
mahasiswa, karena menggunakan program wordsprocessor dari MSwords,
mengumpulkan paper dengan banyak kesalahan ejaan dan susunan kata di dalamnya, terutama
menggunakan kata-kata inggris dalam paper berbahasa Indonesia. Misalnya, system
(mestinya sistem), atau criteria (mestinya kriteria).
Apa
’kriteria paper yang bagus’? Baik dan buruknya sebuah paper bisa diukur dari sejumlah
item atau variable seperti kebaharuan gagasan (novelty of ideas), kekuatan argumen (strenght of arguments), organisasi tulisan (organization of writing), dan kerapian laporan (sloppiness). Sejumlah pertanyaan dapat
diajukan untuk mengukurnya (lihat Mathias Risse):
·
Apakah mahasiswa sudah menyatakan dengan jelas apa yang dicoba
dicapai dengan papernya? Apakah pembaca dapat menangkap tesis utama paper dengan
jelas.
·
Apakah mahasiswa memberikan argumen yang dapat mendukung
kebenaran klaim yang dibuat? Apakah argumen yang dibuat cukup jelas bagi
pembaca?
·
Apakah struktur tulisan cukup jelas? Apakah mahasiswa dapat
memperlihatkan mana bagian dari papernya yang merupakan paparan (ekspositori)
dan bagian mana yang mengandung diskusi kritis?
·
Apakah diskusi yang dilakukan dalam paper mahasiswa mengatasi
(go beyond) apa yang sudah didiskusikan di ruang kelas atau tutorial? Ini
tidak berarti bahwa paper mahasiswa harus benar-benar meretas teori baru, akan
tetapi mahasiswa memang harus mengembangkan argumen sendiri, cara sendiri
mengelaborasi, mengkritik atau mempertahankan sejumlah argumen yang dibicarakan
dalam kelas. Jangan
hanya menceritakan ulang apa yang dikatakan orang lain.
·
Apakah tulisan mahasiswa mudah dibaca dan mudah dipahami?
·
Apakah mahasiswa menyajikan pandangan penulis lain secara
akurat?
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
refuse to lose