Kamis, 15 Maret 2012

Sinopsis Hikayat " Hikayat Panji Semirang "

HIKAYAT PANJI SEMIRANG


Satu kerajaan yang mana berita tentang Galuh Cendera Kirana yang mana putri  dari Baginda Raja Nata yang amat ta`lim dan hormat kepada orangtuanya  akan bertunangan dengan Raden Inu Kini telah terdengar beritanya oleh Galuh Ajeng . Mendengar berita ini Galuh Ajeng sangat teriris hatinya dan menangislah ia mlihat keadaan ini. Melihat hal ini Paduka Liku yang tak lain adalah ayah dari galuh ajeng sangat menyayangkan hal tersebut. Sangat sedih ia melihat tingkah laku putrinya tersebut.
                Tidak hentinya rasa benci, dengki, serta dendam di dalam hati Paduka Liku sehingga ia berencena untuk membunuh Galuh Cendera Kirana serta Paduka Nata. Ia meracuni makanan yang hendak mereka makan yang mana makanan tersebut telah dipersiapkan oleh dayang-dayang istana. Agar jikalau Galuh Cendera Kirana mati maka pastilah putrinya Galuh Ajeng yang kelak menggantikan posisi Galuh Cendera Kirana untuk ditunangkan dengan Raden Inu Kini begitu pula dengan Raja Nata yang apabila mati, kelak Raja Liku yang akan menggantikan posisinya.
                Dan pada saat tersebut Raja Liku meminta tolong kepada saudaranya yang juga menteri untuk mencarikan baginya seorang yang pandai membuat guna guna untuk mengguna-gunai raja nata serta putrinya. Setelah di dapatkan dari pencarian yang panjang oleh saudaranya tersebut, disampaikanlah kepada Raja Nata apa-apa yang harus dilakukannya kini sesuai dengan psean dari ahli guna-guna tersebut.

UNSUR INTRINSIK DAN EKTRINSIK
1.       Unsur intrinsik :
a.       Tema : Balas Dendam Yang Membara
b.      Alur / Plot :
Ø Si raja liku yang dendam atas perbuatan Raja Nata yang ia rasa tidak adil untuk dirinya serta putrinya sehingga ia rencanakan untuk membunuh Raja Nata serta putrinya agar bisa ia rebut tahta Raja Nata untuk dirinya serta tahta putri Raja Nata untuk putrinya dan dengan guna-guna yang mempermudah langkahnya untuk meraih semua itu.
ØDan cerita ini beralurkan cerita yang maju ke masa yang akan dating.
c.       Tokoh / Perwatakan :
ØGaluh Cendera Kirana : Baik, sopan, ta`lim.
ØGaluh Ajeng : Pendemdam, pengiri, pembenci.
ØRaja Nata : Baik hati,penyayang.
ØRaja Liku : Jahat, pendendam.
ØMentri : Jahat karena mengikuti langkah Raja Liku yang tidak baik.
ØDayang-dayang : patuh terhadap atasan.



d.      Setting dan latar :
ØLatar tempat : Latar tempat yang di gunakan di kerajaan.
ØLatar waktu : Latar waktunya adalah ketika zaman kerajaan dahulu.
ØLatar situasi : Latar situasinya adalah keadaan kerjaan yang tenang, malam yang seoertinya dingin.

e.      Sudut pandang pengarang : Mengarah kepada orang ketiga yaitu yang di perankan oleh orang lain, yaitu pemeran dalam hikayat tersebut.
f.        Amanat : Dalam cerita ini lebih mengarah kepada sifat yang kurang baik yakni dendam dan kebencian. Tapi di sisi lain terdapat satu hal positif yang di tunjukan dari si penulis bahwa sifat atau karakter baik akan mendapatkan sesuatu yang baik juga. Seperti halnya Galuh Cendera Kirana, ia memiliki sifat yang baik, hormat kepada orang tua sehingga sudah sewajarnya jika ia mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya .
g.       Gaya Penceritaan : Cerita ini lebih mengarah kepada cerita zaman dulu atau biasa di sebut cerita rakyat. Bahasa yang dikenakanpun mengarah kepada hikayat, yakni mencakup kepada bahasa melayu bukan bahasa Indonesia lazimnya.
2.       Unsur ektrinsik :
a.       Latar belakang pengarang : Pangarang melihat kejadian tentang ini sehingga ia gambarkan apa yang ia lihat dan fahami dalam bentuk tulisan.
b.      Agama : agamanya beragama budha.
c.       Lingkungan social : Lingkungan social yang kurang baik karena bnyak terdapat perpecahan antara mereka terlebih jelah telah di gambarkan konflik yang jelas terdapat unsur benci, iri dan dendam.
d.      Moral : Moral sang pengarang, disisi lain menunjukan ke sesuatu yang baik, tetapi di sisi lainnya lagi menujukan ke sesuatu yang kurang baik.
e.      Pendidikan : Pendidikan yang baik.

3.       Perbandingan mengenai bahasa yang di gunakan :
a.       Pemakaian Bahasa : Bahasa yang dikenakan tidak mudah dicerna oleh si pembaca. Juga pada pemakaian bahasa dalam novel hikayat ini adalah bahsa yang tidak lazim di dengar pada umumnya dan jarang di gunakan dalam percakapan sehari-hari.
b.      Ciri yang menandai hikayat : Hikayat dalam penggunaan bahsa memiliki karakteristik yang khas tersebab bahasa yang digunakanpun  tidak seperti bahsa Indonesia sediakala.
c.       Masalah penciptaan : Dalam hikayat biasanya tidak jelas siapa penciptanya, begitu juga dalam hikayat ini.
d.      Zaman ketika karya ini di tulis : Hikayat ini ditulis pada abad ke18 dan bahasanyapun bahasa melayu.

18 komentar:

  1. kekuranganya apa dalam hikayat tersebut ?

    BalasHapus
  2. Kok tokoh panji semirang nya gk ada ?

    BalasHapus
  3. Nilai yg terkandung dalam hikayat tersebut

    BalasHapus
  4. Nilai yg terkandung dalam hikayat tersebut

    BalasHapus
  5. Nilai yg yerkandung dalam hikayat tersebuy

    BalasHapus
  6. Apakah ada di massa sekarang tentang cerita itu

    BalasHapus
  7. sinopsis itu harus pake unsur intrinsik dan ekstrinsik kah???

    BalasHapus

refuse to lose